Seketika
Kupandang daun hijau
Alangkah segarnya
Betapa tenang sungai mengalir
Sehingga kemilaunya menghanyutkan diriku
Memberi kedamaian mengitari hatiku
Menumpahkan kasih yang jernih
Menjalin erat bertaut cinta kasih
Mengapa tiba-tiba debu mengotori pandangan
Raga terasa letih dan terhempas oleh sepoinya angin malam
Aku berteriak tak bersuara
Dimalam yang begitu sunyi gelap gulita
Bulan tiada lagi mendandan wajah
Bintang malampun pudar sinarnya
Sampai kini keahitan tiada berujung
Kepedihan yang merobohkan jiwa
Sampai kini keberuntungan enggan menghampiriku
Kesialanpun semakin ramah
Aku ...
Hanya menunggu keajaiban
Dan melepaskan duka ini
Dari jarum yang selama ini menusuk hatiku
Dan berteriak, tapi suaraku sia sia belaka tak berarti
By : MASITHA ARIFINA LUBIS
Puisi ini saya karang waktu SMA kelas 2 pada tahun 2008, saat itu aku sedih sekali tidak ada yang perhatian padaku, tp tidak apa apa karna itu membuatku menjadi mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar